Penyakit
Sifilis merupakan penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri
spiroseta, atau lebih dikenal dengan nama Treponema pallidum, Bakteri ini
berbentuk spiral, merupakan bakteri yang motil atau bakteri yang dapat
bergerak, yang umumnya menginfeksi melalui kontak seksual langsung, bakteri ini
masuk ke dalam tubuh inang melalui celah di antara sel epitel.
Penularan
biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada beberapa contoh lain seperti kontak
langsung dan kongenital sifilis penularan melalui ibu ke anak dalam uterus.
Struktur tubuhnya yang berupa heliks memungkinkan Treponema pallidum bergerak
dengan pola gerakan yang khas untuk bergerak di dalam medium kental seperti
lendir (mucus). Dengan demikian organisme ini dapat mengakses sistem peredaran
darah dan getah bening inang melalui jaringan dan membran mucosa.
Sifilis
dapat menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau
otak. Sifilis yang tak disembuhkan dapat berakibat fatal. Orang yang memiliki
kemungkinan terkena sifilis atau menemukan pasangan seks yang mungkin terkena
sifilis dianjurkan untuk segera menemui dokter secepat mungkin.
Gejala
Sifilis
Gejala
penyakit Sifilis sering kali menipu. Kadang luka yang disebabkan oleh Sifilis
bisa keliatan dan bisa juga tidak. Luka Sifilis pun sering tersembunyi antara
lain pada vagina, anus, atau mulut. Banyak orang yang terinfeksi Sifilis tidak
menampakkan gejala selama bertahun-tahun. Hal ini berbahaya bila tidak segera
ditangani.
Jadi,
penularan dapat menyebar dari penderita yang tidak menyadari penyakitnya.
Mengenali gejala Sifilis sejak awal merupakan cara yang efektif untuk mencegah
perkembangan penyakit ini. Jika dibiarkan selama bertahun-tahun, Sifilis dapat
mengakibatkan kematian.
Bakteri
Sifilis dapat menginfeksi bayi dalam kandungan. Hal ini tergantung pada berapa
lama ibu hamil terinfeksi Sifilis, tidak hanya itu sang ibu juga berisiko
tinggi melahirkan dengan kondisi bayi meninggal. Jika tidak segera ditangani,
Sifilis akan menyebabkan penyakit serius dalam waktu mingguan. Bayi yang tidak
ditangani dapat lahir dengan kondisi cacat atau bahkan meninggal.
Sifilis
dapat dideteksi dengan memeriksa luka dengan mikroskop khusus yang disebut
dark-field microscope. Jika terdapat bakteri Sifilis pada luka, bakteri
tersebut akan tampak di mikroskop. Cara lain adalah dengan menggunakan tes
darah.
Setelah
infeksi, tubuh akan memproduksi antibody yang dapat dideteksi dalam darah.
Kadar rendah antibodi dapat bertahan dalam darah dalam hitungan bulan atau
tahun bahkan setelah penyakit Sifilis sembuh. Dikarenakan Sifilis dapat
menginfeksi bahkan membuat bayi meninggal maka ibu hamil disarankan melakukan
tes darah. Penderita Sifilis dalam tahap perawatan harus berhenti melakukan
hubungan seksual terhadap pasangannya sampai luka-lukanya sembuh sempurna.
Penderita Sifilis harus menginformasikan kepada pasangannya sehingga
pasangannya dapat melakukan tes Sifilis dan diobati bila ternyata juga terkena
infeksi.
Pernah
menderita Sifilis tidak membuat seseorang kebal dengan penyakit tersebut. Walau
perawatan berhasil menyembuhkan Sifilis, namun penderita dapat terjangkit
Sifilis lagi jika tidak berhati-hati. Hanya tes laboratorium yang dapat
mengidentifikasi Sifilis karena luka dapat tersembunyi di vagina, anus, atau
mulut. Penderita harus sadar diri untuk memeriksa ulang dengan tes
laboratorium.
Cara
untuk mencegah penularan penyakit sifilis tentu saja sama dengan cara mencegah
penyakit menular seksual lainnya, yaitu berhenti melakukan kontak seksual dalam
jangka waktu lama dan memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan
seksual.
0 komentar:
Posting Komentar