Untuk pertama kalinya di dunia, vaksin demam berdarah berhasil
ditemukan. Vaksin ini kabarnya ampuh mengobati 3 dari 4 strain virus
demam berdarah. Saat ini, sang produsen obat tengah menunggu hasil uji
klinis yang dilakukan di Thailand untuk mengetahui keampuhannya
mengobati strain ke-4.
Demam berdarah dengue tumbuh subur di
kota-kota daerah tropis dan mengancam hampir setengah populasi dunia.
WHO secara resmi menyebutkan bahwa kasus infeksi yang terjadi sebanyak
50 - 100 juta per tahun. Diperkirakan, sebanyak 20.000 orang meninggal
akibat penyakit ini setiap tahun, kebanyakan di antaranya adalah
anak-anak.
Perusahaan farmasi asal Perancis, Sanofi SA, melakukan
langkah besar dalam upaya mengatasi wabah demam berdarah dengue. Vaksin
demam berdarah dengue sudah berusaha dibuat sejak 70 tahun terakhir,
namun belum membuahkan hasil yang memuaskan. Setelah hasil uji keamanan
obat rampung, vaksin ini rencananya akan diluncurkan ke pasar pada tahun
2015.
Penyakit demam berdarah dengue dapat disebabkan oleh 4
jenis virus. Vaksin keluaran Sanofi diharapkan mampu merespon kempat
jenis virus tersebut, tetapi saat ini baru terbukti berhasil mengatasi 3
dari 4 strain besar virus yang merebak di Thailand.
"Ini
kejutan. Kita perlu melihat semua data yang berhasil terkumpulkan untuk
mencari tahu reaksinya dan menunggu percobaan Tahap III yang sedang
berlangsung untuk melihat apakah obat ini sesuai dengan beberapa situasi
tertentu yang dijumpai di Thailand," kata juru bicara perusahaan,
Pascal Barollier seperti dilansir Reuters, Kamis (26/7/2012).
Fase
uji coba sebelumnya melibatkan 4.002 anak-anak di Thailand berusia 4 -
11 tahun dan dilakukan selama musim wabah demam berdarah. Awalnya vaksin
ini akan diluncurkan pada tahun 2014. Namun karena belum begitu dapat
mengatasi virus strain keempat, maka peluncurannya lebih mungkin
dilakukan pada tahun 2015.
Sayangnya perusahaan belum bersedia
memberikan detail tentang efektifitas perlindungan dari vaksin ini. Data
yang sekarang sedang dikaji oleh para ilmuwan dan pejabat kesehatan
rencananya akan diterbitkan secara detail pada akhir tahun 2012.
Barollier
mengatakan, hasil penelitian akan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah
pada bulan September 2012 dan kemudian dipresentasikan dalam pertemuan American Society of Tropical Medicine and Hygiene di Atlanta, AS pada bulan November 2012.
Sanofi
telah menginvestasikan dana sebesar 350 juta euro atau sekitar Rp 4
triliun untuk membuat vaksin ini. Perusahaan percaya produknya bisa
menghasilkan penjualan lebih dari 1 miliar euro setiap tahun. Meskipun
demikian, penggunaan vaksin akan tergantung pada tingkat kepercayaan
dokter terhadap kehandalan vaksin dalam melindungi populasi yang
berisiko
Sumber : http://health.detik.com
Selasa, 18 September 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar