PENDERITA penyakit demam berdarah dengue atau
DBD, diawali dengan gejala demam yang tidak memiliki ciri khas khusus.
Oleh karenanya sebagai pertolongan pertama, ketika pasien demam,
sebaiknya mewaspadai pemilihan obat demam yang hendak digunakan.
"Obat penurun panas itu ada banyak golongannya, tapi yang sering
dipakai itu ada tiga golongan obat, yaitu paracetamol, ibuprofen, dan
asetosal. Ini bukan merek, tapi nama-nama bahan aktif. Ketiga obat
tersebut, secara klinis memiliki tingkat efektivitasnya sama, tapi dalam
hal safety, paling aman adalah paracetamol," tutur dr. Maria Melisa, Medical Marketing GlaxoSmithKline ditemui Okezone, di Hotel Horison, Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/6/2012).
Maria menjelaskan, paracetamol satu-satunya penurun panas yang disetujui oleh World health Organization
(WHO) untuk dikonsumsi ibu hamil dan menyusui karena keamanannya.
Paracetamol pun aman digunakan saat lambung dalam keadaan kosong.
Dengan kata lain, penurun panas dengan bahan aktif paracetamol aman
dikonsumsi ketika belum makan.
"Misalnya, mengalami demam atau sakit kepala saat puasa, ketika berbuka
langsung minum obat paracetamol itu aman. Tapi, kalau yang mengandung
asetosal harus makan dulu," jelasnya.
Sampai saat ini belum ada obat yang bisa membunuh virus dengue
dan belum ada obatnya. Untuk itu, pengobatan yang dilakukan dengan
mengobati setiap gejala yang timbul, seperti obat sakit kepala, obat
penurun panas, dan konsumsi cairan yang banyak. Karena kalau tidak,
akan mengakibatkan iritasi lambung dan meningkatkan risiko perdarahan.
Kaitannya dengan demam berdarah, penggunaan paracetamol merupakan
satu-satunya bahan aktif obat penurun panas karena tingkat keamanannya
yang sudah direkomendasikan oleh WHO.
"Sebelum diketahui seorang pasien menderita DBD, diawali dengan gejala
seperti demam. Sedangkan penyebab demam itu bermacam-macam. Bisa jadi
karena hanya batuk dan pilek, juga bisa DBD. Jadi, bisa penyakit yang
ringan sampai yang parah. Saat masih demam saja, kita tidak tahu apakah
itu demamnya apa. Jadi yang pertama disarankan ialah penurun panas
yang paling aman, yaitu paracetamol," jelasnya.
Jika penurun panas yang diberikan pada anak yang demam adalah asetosal
dan ternyata penyebab demamnya ialah infeksi virus, maka akan
menimbulkan sindrom reye.
"Sindrom reye menyebabkan trombosit turun. Kalau sampai terjadi
kerusakan liver yang parah, maka pasien bisa sampai meninggal. Untuk
itulah, pertama-tama dianjurkan menggunakan paracetamol dulu, sampai
ketahuan oleh dokter diagnosisnya apa. Kalau batuk pilek, ya pakai
ibuprofen tidak apa. Tapi kalau demam-demam yang karena infeksi virus,
jangan pakai asetosal, lalu juga demam-demam yang memiliki risiko
perdarahan tinggi, seperti demam berdarah ini. Jika DBD, jangan pakai
ibuprofen atau asetosal," tutupnya.
Sumber : http://health.okezone.com
Selasa, 18 September 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar