Selamat Datang di Info Mas Hendra, jangan lupa beri komentar dan like di Facebook . Terima Kasih

Selasa, 18 September 2012

Waspadai Pemberian Obat Penurun Panas pada Penderita DBD

PENDERITA penyakit demam berdarah dengue atau DBD, diawali dengan gejala demam yang tidak memiliki ciri khas khusus. Oleh karenanya sebagai pertolongan pertama, ketika pasien demam, sebaiknya mewaspadai pemilihan obat demam yang hendak digunakan.

"Obat penurun panas itu ada banyak golongannya, tapi yang sering dipakai itu ada tiga golongan obat, yaitu paracetamol, ibuprofen, dan asetosal. Ini bukan merek, tapi nama-nama bahan aktif. Ketiga obat tersebut, secara klinis memiliki tingkat efektivitasnya sama, tapi dalam hal safety, paling aman adalah paracetamol," tutur dr. Maria Melisa, Medical Marketing GlaxoSmithKline ditemui Okezone, di Hotel Horison, Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/6/2012).

Maria menjelaskan, paracetamol satu-satunya penurun panas yang disetujui oleh World health Organization (WHO) untuk dikonsumsi ibu hamil dan menyusui karena keamanannya. Paracetamol pun aman digunakan saat lambung dalam keadaan kosong. Dengan kata lain, penurun panas dengan bahan aktif paracetamol aman dikonsumsi ketika belum makan.

"Misalnya, mengalami demam atau sakit kepala saat puasa, ketika berbuka langsung minum obat paracetamol itu aman. Tapi, kalau yang mengandung asetosal harus makan dulu," jelasnya. 

Sampai saat ini belum ada obat yang bisa membunuh virus dengue dan belum ada obatnya. Untuk itu, pengobatan yang dilakukan dengan mengobati setiap gejala yang timbul, seperti obat sakit kepala, obat penurun panas, dan konsumsi cairan yang banyak. Karena kalau tidak, akan mengakibatkan iritasi lambung dan meningkatkan risiko perdarahan.

Kaitannya dengan demam berdarah, penggunaan paracetamol merupakan satu-satunya bahan aktif obat penurun panas karena tingkat keamanannya yang sudah direkomendasikan oleh WHO.

"Sebelum diketahui seorang pasien menderita DBD, diawali dengan gejala seperti demam. Sedangkan penyebab demam itu bermacam-macam. Bisa jadi karena hanya batuk dan pilek, juga bisa DBD. Jadi, bisa penyakit yang ringan sampai yang parah. Saat masih demam saja, kita tidak tahu apakah itu demamnya apa. Jadi yang pertama disarankan ialah penurun panas yang paling aman, yaitu paracetamol," jelasnya.

Jika penurun panas yang diberikan pada anak yang demam adalah asetosal dan ternyata penyebab demamnya ialah infeksi virus, maka akan menimbulkan sindrom reye.

"Sindrom reye menyebabkan trombosit turun. Kalau sampai terjadi kerusakan liver yang parah, maka pasien bisa sampai meninggal. Untuk itulah, pertama-tama dianjurkan menggunakan paracetamol dulu, sampai ketahuan oleh dokter diagnosisnya apa. Kalau batuk pilek, ya pakai ibuprofen tidak apa. Tapi kalau demam-demam yang karena infeksi virus, jangan pakai asetosal, lalu juga demam-demam yang memiliki risiko perdarahan tinggi, seperti demam berdarah ini. Jika DBD, jangan pakai ibuprofen atau asetosal," tutupnya.
Sumber : http://health.okezone.com

0 komentar:

Posting Komentar